88.4 SUAKA FM PASTI ASYIK... Jl. Sultan Agung No. 68 Lt. 2 Brebes 52212 - Jawa Tengah Indonesia             Phone (0283) 6176424 Fax (0283) 351852             SMS Online 0838616288            Marketing & Sales Dept. 08156559899 & 081390508008                        

Senin, 04 Juli 2011

KOMODITAS PERTANIAN ALTERNATIF

Kendati masih lekat dengan daerah penghasil komoditas bawang merah terbesar di Indonesia, Kabupaten Brebes ternyata juga memiliki prospek agribisnis untuk komoditas lainnya. Karenanya Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Brebes tengah mengupayakan penyiapan sumber daya manusia. Sebanyak 20 orang akan dikirim untuk mengikuti pelatihan magang di Organization Industrial Culture Advichement (OISCA) Jepang di Kabupaten Karanganyar.
Kepala Bidang Agrobisnis Dinas Pertanian dan Holtikultura Gatot Rudiono saat ditemui, Senin (4/7) menjelaskan pihaknya telah mengirimkan petani-petani ke OISCA sejak 2008. Hal itu untuk memberikan pelatihan kepada petani tentang prospek agribisnis yang bisa dijadikan alternatif penghasil ekonomi. Itu, karena secara geografis maupun demografis Kabupaten Brebes merupakan daerah agraris yang strategis dengan aneka jenis pertanian.
"Alhamdulillah petani di Kabupaten Brebes sudah mulai mencoba komoditas lain. Bahkan sudah bisa mengekspor ke luar negeri, seperti melon merah, terung ungu, dan jagung manis. Mereka ini rata-rata alumni dari OISCA," ujarnya.
Selain bawang merah, produk pertanian lainnya juga memiliki daya saing tinggi di pasaran nasional maupun global. Bahkan melon merah, katanya, sudah diekspor sebanyak 10,2 ton lebih dan 15 ton lebih jagung manis ke luar negeri. “Meski masih pasang surut, ini tentu menjadi prospek yang cerah bagi dunia dan pelaku usaha tani di Kabupaten Brebes agar tidak semata-mata menggantungkan pada bawang merah saja. Kita tentu akan berikan pembinaan agar hasil pertanian semakin berkualitas dan diterima negara lain,” ujarnya.
Menurut Gatot, dengan dibukanya kran ekspor hasil pertanian ini akan mampu mendongkrak penghasilan ekonomis petani. "Yang jelas kesejahteraan petani bisa meningkat karena harga jual di luar di pasar internasional lebih tinggi dibanding di pasar lokal. Bahkan, harga jual di Singapura mencapai dua kali lipat ketimbang harga dalam negeri," terangnya. (redaksi suaka fm)

0 komentar:

Posting Komentar